Aksi Nyata Modul 3.1.a.10 - Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

 Aksi Nyata Modul 3.1.a.10
" Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran "

By: Evi Susanti, S.Pd
Calon Guru penggerak Angkatan 4
Kab. OKI Sumatera Selatan


Pelaksanaan aksi nyata modul 3.1.a.10 merupakan rangkaian dari kegiatan demonstrasi kontekstual yang telah disusun sebelumnya. Pada modul ini Calon Guru Penggerak (CGP) mempelajari tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, selanjutnya CGP diminta untuk menyusun portofolio dengan model 4F (Fact, Feelings, Findings, Future). Berdasarkan rancangan aksi nyata yang telah dibuat sebelumnya, maka berikut ini portofolio aksi nyata modul 3.1.a.10 yang telah selesai saya susun.

Peristiwa ( Facts )


Setelah siswa masuk kembali sekolah dengan sistem pertemuan tatap muka terbatas akibat pandemi covid - 19 dan diwajibkan masuk ke sekolah dengan syarat mematuhi protokol kesehatan 5 M, hal tersebut mengubah tatanan baik pola belajar,sikap,dan semangat siswa, aktivitas belajar menurun,tata krama jauh dari profil pelajar Pancasila, awalnya siswa masuk sekolah dengan sikap ramah tamah dan memberikan salam kepada guru sebagai tanda menghormati guru, sekarang karena adanya alasan menjaga protokol kesehatan siswa pun menjadi lupa akan budaya 5S ( senyum, sapa, salam, sopan dan santun ) bahkan ketika lewat di hadapan guru kebanyakan siswa tidak lagi memiliki nilai - nilai tata krama dan kesopanan yang baik. Dan juga siswa terlalu sibuk dengan bermain HP serta bermain dengan teman-temanya. Hal ini juga tidak lepas dari kontrol keluarga dan lingkungan tempat tinggal murid. Hal ini terjadi dengan siswa - siswi di SMK Negeri lempuing Kab. OKI Sumatera Selatan juga tidak luput dari dampak pandemi dan menjaga protokol kesehatan ini. Semua ini menjadi dilema manakala sikap dan akhlak siswa menjadi turun drastis sebagai contoh siswa kurang menghormati kepada guru, siswa banyak yang menjadi malas melaksanakan shalat dhuha dan dzuhur membuang sampah di sembarang tempat tanpa memperdulikan teguran guru.






Alasan melakukan aksi


Hal diatas merupakan dilema etika, sekolah harus memiliki pilihan apakah mau bangkit dari sekarang ataukah nanti menunggu semua keadaan bumi membaik. paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek melawan jangka panjang. Nilai -nilai keagamaan kami pilih sebagai pondasi penanaman budi luhur siswa dengan cara membagi jadwal untuk semua siswa dan melaksanakan sholat di mushola sekolah, untuk siswa putri penanaman kebersihan sebagian dari iman dengan cara menanam bunga, membersihkan kelas, taman sekolah, memanfaatkan barang bekas menjadi kerajinan tangan dan merawat lingkungan sekolah, membuat kesepakatan kelas untuk seluruh kelas yang ada di sekolah serta membiasakan budaya ramah tamah antar guru dan siswa. Itulah sebagian alasan melakukan aksi dan hasil nyata beberapa bulan ini secara rutin melaksanakan pembiasaan tersebut dengan harapan berdampak baik pada siswa.






Perasaan ( Feeling )


Saya sebagai calon guru penggerak angkatan 4 dari Kab. OKI Sumatera Selatan merasa bangga dantermotivasi melaksanakan program dari materi aksi nyata modul III, materi aksi nyata tersebut diharapkan

dapat menjadi solusi terbaik semua program di sekolah maupun komunitas pendidikan dalam menjalankan

program kerja yang terkendala permasalahan baik masalah intern maupun ekstern dengan cara penerapan

materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dari modul III ini.


Pembelajaran ( Findings )


Pembelajaran yang didapatkan dalam materi ini bahwa pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan

4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan yang bertanggung

jawab dan solusi yang tepat.


Penerapan kedepan ( Future )


kegiatan ini kami usahakan rutin dilakukan sebagai agenda wajib sekolah, sehingga sekolah mempunyai

nilai plus dalam pembinaan mental spiritual sesuai profil pelajar Pancasila yang kita harapkan.


Sebagai guru saya harus cermat melihat keadaan komunitas sekolah serta warga sekolah apapun

permasalahan sehingga semua kendala yang dihadapi dapat diselesaikan dengan cepat, tepat, efisien,

menemukan solusi terbaik khususnya yang berpihak kepada murid.







Langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran :

  • Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang ( short term vs long term )
  • Prinsip pengambilan keputusan, berpikir hasil akhir.

  • Nilai-nilai yang bertentangan,dalam kasus ini  nilai yang bertentangan adalah jangka pendek lawan jangka panjang.

  • Siapa yang terlibat dalam situasi ini : Saya pribadi, sekolah, siswa, orang tua, waka kesiswaan, wali kelas dan pembina OSIS.



  • Fakta-fakta yang relevan : Turunnya sikap menghormati siswa kepada guru, Nilai-nilai spiritual siswa menjadi rendah terbukti bermalas - malasan shalat di masjid sekolah. Mengabaikan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah. 
  • Pengujian benar atau salah
  • Uji legal : kasus ini tidak menyangkut pelanggaran hukum

  • Uji regulasi : keputusan yang saya buat tidak melanggar regulasi apapun
  • Uji intuisi : Keputusan saya membuat program sholat dhuha dan dzuhur berjamaah yang berkolaborasi dengan OSIS sekbid keagamaan. 
  • Uji halaman depan koran : saya tetap nyaman apabila kasus ini dipublikasikan karena saya membantu menanamkan nilai- nilai kebaikan dengan mengajak sholat berjamaah karena banyak siswa dirumah tidak melaksanakan sholat, juga melatih siswa putri untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah serta memanfaatkan limbah bekas sampah menjadi kerajinan tangan.

  • Uji panutan /idola : saya akan mendukung keputusan yang saya ambil.

  • Membuat keputusan  : Keputusannya adalah siswa putra setiap hari sesuai jadwal melaksanakan sholat dzuhur berjamaah disekolah menggunakan masjid sekolah dan murid putri setiap jumat pagi melakukan perawatan tanaman di sekitar kelas.

  • Investigasi opsi trilema : meminta orang tua murid untuk menuntun dan mengawasi supaya murid-murid rajin beribadah dan menanamkan nilai-nilai kebersihan dirumahnya.

  • Prinsip Resolusi : prinsip penyelesaian dilema yang digunakan adalah berpikir berbasis akhir ( End-based- Thinking)

  • Pengujian Paradigma benar lawan benar : dalam kasus ini paradigma yang dipilih jangka pendek melawan jangka panjang

Lihat lagi keputusan dan refleksikan : Keputusannya adalah mewajibkan siswa untuk sholat dzuhur berjamaah di masjid sekolah sesuai dengan jadwal kelas yang sudah di buat. sebagai bentuk penanaman nilai-nilai keimanan , berakhlah yang baik sesuai profil pelajar Pancasila, Untuk siswa putri penanaman kebersihan sebagian dari iman dengan cara menanam bunga, membersihkan kelas, taman sekolah, memanfaatkan barang bekas menjadi kerajinan tangan dan merawat lingkungan sekolah.







Demikian sekelumit aksi nyata modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang sudah kami terapkan disekolah kami.


Salam dan Bahagia....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

2.2.a.9 Koneksi Antar Materi_Pembelajaran sosial Emosional